Curug Kawung
Dengan sedikit mendaki ke atas bebatuan yang cukup besar, akhirnya tiba
di Curug paling akhir. Curug itu dikenal dengan nama Kawung.
Namun, sebelum mendekati curug tersebut, pengujung biasanya diminta
untuk mencuci muka dan meminum airnya. Tujuannya agar bisa merasakan
dingin dan segarnya air yang berasal dari dalam perut bumi tersebut.
“Ini air asli dari perut bumi. Segar dan langsung bisa di minum.
Dari curug inilah, air mengalir ke curug-curug lainnya yang ada di
bawahnya,” kata Rahmat.
Asal muasal curug ini diberi nama Kawung karena ketika musim
penghujan, saat debit air tinggi, rintikan air dari atas air terjun
tersebut akan menerpa bebatuan di bawahnya sehingga terdengar seperti
mengeluarkan suara yang berbunyi wung.
“wung.. wung.. terdengar seperti kawung, kawung. Kalau airnya deras sekali, seperti aungan harimau,” ujarnya.
Apalagi, menurut Rahmat, di curug tersebut ada batu yang menyerupai
bentuk wajah atau kepala harimau. Dipercayai bahwa batu tersebut
merupakan penampakan dari Prabu Siliwangi. Harimau memang sering
dilambangkan sebagai bentuk kekuatan dari Kerajaan Siliwangi.
Rahmat mengatakan curug ini sejak dulu dipercayai memiliki kekuatan
tersendiri, yaitu orang yang mandi ataupun berendam di curug tersebut
akan memiliki sifat seperti Harimau. “Berkharisma, ditakuti dan
disegani. Tapi juga di sayang karena itulah sifat dari Harimau,”
tambahnya.
Selain itu, ada beberapa tempat atau kejadian menarik lainnya yang
saya alami selama menjelajah di tempat wisata Curug Nangka yang
berlokasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak tersebut. Diantaranya
adalah bebatuan besar yang berada di atas ketinggian, pohon kecubung
yang berkhasiat untuk menjernihkan atau mengobati sakit mata, kumpulan
pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan kera yang bermain di
sekitar curug tersebut.
Sumber : http://rikapanda.wordpress.com/tag/curug-kawung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar